WeLcOmE tO Lz3's bLoG

....

Minggu, 26 Oktober 2008

REZKY ADITYA DAN CINTA PANDANGAN PERTAMA
[disalin dari majalah cintacinta, edisi 23 april 2008]


Setelah sukses dengan peran Rama di sinetron Cinderella, Rezky Aditya kembali 'menghipnotis' penggemarnya melaui sinetron SUCI yang sedang tayang di salah satu stasiun TV. Perannya sebagai Dennis, cowok kaku dan dingin yang berubah lembut setelah mengenal cinta, membuat nama cowok pencinta kucing persia(1) ini makin melambung.

Meski sering memerankan karakter cowok cool, Rezky mengaku kalau dia nggak se-cool peran-perannya di sinetron. Tapi cowok kelahiran 26 Februari 1985 ini nggak menyangkal, tuh, kalau ada beberapa persamaan antara dirinya dengan mereka : gengsian dan sulit mengekspresikan perasaan melalui kata-kata...

AWAL ANDA MASUK KE DUNIA ENTERTAINMENT?
Saya terjun ke dunia akting nggak sengaja. Tiga tahun lalu saya menemani mantan pacar ke MD Entertainment. Ternyata pihak MD menawari saya untuk bergabung. Awalnya sih, saya menolak karena merasa akting bukan dunia saya. Maklum, saat sekolah dulu saya anak basket dan sempat ikut beberapa kejuaraan antar sekolah. Nggak pernah kepikiran tuh, untuk berkarier sebagai bintang sinetron.
Tapi akhirnya saya memutuskan untuk mencobanya. Setelah terjun langsung, saya sangat menikmatinya. Saya mendapatkan teman baru sekaligus merasakan suasana dan lingkungan baru. Akhirnya keterusan, dehh...

PERAN PALING BERKESAN?
Dennis di sinetron Suci! Saya harus berperan sebagai cowok dingin, sombong, kejam dan nggak pernah peduli kepentingan orang lain. Sulitnya bukan main karena pada dasarnya saya nggak se-cool Dennis sehingga saya harus berusaha ekstra keras untuk memerankannya.

LEBIH ASYIK MAIN BAKSET ATAU AKTING?
Keduanya sama-sama seru, kok! Bedanya nih, akting memberi saya pemasukan yang lumayan, sedangkan basket belum, hahaha... Lagipula sejak masuk kuliah sebenarnya saya sudah jarang bermain bakset karena nggak bertemu lagi teman sepermainan. Saya nggak terlalu merasa kehilangan gara-gara sudah menemukan kegiatan baru (akting) yang nggak kalah menarik.

SERING BERKOMPETISI DENGAN SAHABAT URUSAN CEWEK?
Belum pernah tuh. Kalaupun kami menyukai cewek yang sama, saya akan bersaing secara sehat. Bagaimanapun keputusan ada ditangan sang cewek. Jika pada akhirnya dia memilih sahabat, maka saya akan mundur dan merelakannya. Saya yakin hubungan saya dan sahabat akan tetap terjaga asal kami berkomunikasi dengan baik dan berpikiran jernih.

PRIORITAS ANDA SEKARANG?
Saat ini saya memang fokus berakting dan kuliah. Lagipula saya sedang JOMBLO(2) tuh! Mudah-mudahan saja suatu saat nanti saya bisa menemukan pacar yang baik, pengertian, setia dan cantik tentunya. Intinya sih, sempurna..hahaha...(3)
saya bukan cowok yang mudah mengungkapkan kata-kata manis pada lawan jenis. Hampir semua orang -termasuk mantan- mengatakan kalau saya sama sekali nggak romantis. Memang sih, saya lebih suka menunjukkan perasaan sayang melalui tindakan. Kalau si dia sedang membutuhkan, saya akan berusaha untuk berada disampingnya.

CARA MEGOBATI PATAH HATI...
Saya setuju pendapat yang mengatakan kalau menangis adalah suatu hal tabu buat cowok. Saat patah hati saya nggak akan pernah menangis, kecuali kalau diam-diam, hehehe...
Untuk menghilangkan rasa sedih, biasanya saya jalan-jalan dengan teman-teman. Berdiam diri di rumah hanya membuat hati lebih tersiksa.

PERCAYA CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA?
Tentu saja! Saya sering mengalaminya, hahaha... Hati saya memang mudah kecantol walau baru pertama kali bertemu seseorang. Tapi tentu saja memerlukan proses dan waktu untuk menentukan apakah saya benar-benar mencintainya.

MENURUT ANDA, SOULMATE ITU...?
Soulmate -seperti layaknya cinta sejati- adalah sosok yang akan selalu kita cintai. Walau sudah nggak bersamanya lagi, kita tetap mencintai sosok tersebut dan nggak akan bisa melupakannya. Saya percaya adanya soulmate dan sudah menemukannya beberapa waktu lalu...(4)



boleh langsung dikomentari yah guyssss...

1. maap yah tariss.. kliatannya emang maruk.. tapi aku juga pengin jadi kucing persia-nya. duduk dipangkuannya deniss dan dielus2..? it sounds greaaaaatttt.... Grin
2. HAH?! JOMBLO..? hhmm.. brarti sama icha cuman TTMan nih.. atau adhitnya yang naksir berattt...
3. dhuh mas.. kira2 dong klo milih pacar.. udah ngerasa jadi cowok 'bener' nih, sampe milih cewek sempurna begetooooo...??
4. ga suka BANGED baca tulisan yang ituh! huh!

fotonya hampir mirip foto yang ini...
tapi matanya mandang kamera, dan SATU HALAMAN PENUHHHH..!!!
bibirnya doonggg....MANTAABHHHH!!!!
sampe ngiler liatnya... :Smiley :Smiley

ENDA UNGU

Enda ‘Ungu” : Musik Ibarat Candu

Tak sedikit lagu band Ungu adalah buah karya gitaris ini. Padahal, sebelum masuk formasi band tersebut, Enda sempat menjadi “pelayan” Ungu.

Pecinta grup band Ungu pasti hafal lagu-lagu Demi Waktu, Surga Mu, Tercipta Untukku, atau Kekasih Gelapku. Lagu-lagu ngetop tersebut adalah ciptaan Enda, gitaris kelompok musik yang divokalisi oleh Pasha. Berkat tangan dinginnya, kelompok musik ini berhasil masuk ke jajaran papan atas kelompok musik bergengsi Tanah Air.
Berbicara kesuksesan Ungu, pria bernama asli Franko W. M. Kusumah (31) ini menegaskan, Ungu adalah satu kesatuan. Kata pria kelahiran Kudus ini, keberhasilan yang diperoleh Ungu tak lepas dari kerja keras dan kekompakan semua personil yang selalu terjaga. Toh, kata Enda, masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan.
“Kesuksesan kami adalah karena berada dalam tim yang solid dan saling mendukung. Skill urutan berikutnya,” ujar suami EkaWilestari dan ayah Azzahea ini.
Ibarat tubuh, kata Enda lagi, masing-masing personel saling bergantung dengan lainnya. “Sejago-jagonya gue menulis lagu, tak akan bagus tanpa dinyanyikan Pasha, kalau drumnya tidak ditabuh Roman, dan bass bukan dibetot Makki, dan seterusnya, ” katanya mengandaikan.

Pengamen yang Sarjana
Buat Enda, musik adalah hidup dan matinya. Seperti candu yang makin digeluti, akan makin diresapi. Sejak SD, Enda pun sudah mencanangkan diri untuk menjadi pemusik. Meski belajar musik secara otodidak, saat SMP di Manado, Enda sudah berani membentuk band. Bahkan Enda dan bandnya selalu menyanyikan lagu ciptaan sendiri.
Pertemuannya dengan Pasha di tahun 1998 yang mengenalkannya kepada band Ungu. Enda yang usai mengamen dari sebuah bus di Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan, berjumpa Pasha yang juga baru turun dari bus. “Kami kenalan dan langsung akrab, meski tidak pernah ngamen bersama,” kata Enda tertawa.
Kepada Enda, Pasha cerita akan menjalani audisi sebagai vokalis di sebuah grup bernama Ungu. Kala itu Ungu belum pernah rekaman. Pasha pun mengajak Enda ke markas Ungu di Jalan Minangkabau, Jakarta Selatan.
Hasil audisi, Pasha diterima sebagai vokalis, sedangkan Enda ditawari menjadi kru. Tanpa pikir panjang, Enda bersedia, meski honornya hanya Rp 13 ribu untuk sekali manggung. “Itu kalau mereka mendapat bayaran manggung Rp 150 ribu. Kalau Rp 50 ribu, gue tidak terima uang sepeserpun. Tapi itu yang sering terjadi. Gue cuma dapat makan doang. Padahal, gue satu-satunya kru yang melayani keperluan lima personel Ungu, mulai dari mempersiapkan peralatan, termasuk nyetel gitar, dan pernik-pernik lainnya.”
Apakah Enda patah semangat? Tidak! Enda tetap berprinsip, apapun jenis pekerjaannya, harus ditekuni, karena suatu saat pasti akan menghasilkan.
Pengalaman menjadi kru malah membuat Enda makin mahir menggunakan banyak alat musik, terutama gitar. Biasanya, Enda berlatih memetik gitar dari malam hingga pagi hari. “Di saat itu personel Ungu tidur, gue baru bisa meminjam gitarnya,” ungkap Enda. Kebiasaan itu dilakoninya sekitar dua tahun sampai sang gitaris mengundurkan diri.
Membutuhkan seorang gitaris, Ungu sepakat menunjukan Eki. “Sebetulnya Ungu bisa saja mendapatkan gitaris pengganti yang lebih mahir dari gue. Tetapi, lagi-lagi, namanya main band, tidak harus yang mahir memainkan alat musik semata,” kata Enda. Untung bagi Enda, begitu bergabung, Ungu dapat kesempatan rekaman untuk album kompilasi. Sejak itulah, karier Enda bersama Ungu terus menanjak.
Tumpak Sidabutar

Konser Ungu

ungu-g-1.jpgMusibah datang lagi dari dunia music Indonesia, kali ini menimpa band ungu, konser ungu di pekalongan beberapa hari yang lalu memakan korban jiwa, akibat penonton yang membludak melebihi kapasitas stadiun,

Memang tragis, band fenomenal ini akhirnya menorehkan juga konser yang memakan korban atau konser berdarah, seperti band SOS, Slank, dll yang juga pernah mengalami hal yang sama .

Kenapa hal ini bisa terjadi , semua ini tidak sepenuhnya kesalahan sang artis, tetapi juga merupakan pihak penyelenggara, dan apakah ini hanya kesalahan pihak penyelenggara, jawabnya tidak juga, karena management artis juga harus mengawasi jumlah penonton dan kapasitas tempat konser .

Dalam Kata lain band-band di Indonesia seakan melupakan satu hal, yaitu menanyakan berapa maksimal kapasitas gedung dalam menampung orang, kebanyakan sih pertanyaannya cuma satu, berapa sih tiket konser kita yang terjual ……. ?

Semoga peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi.